ANATOMI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti)
DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)
DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)
Andriani Diah Irianti
B1J012011
Asisten : Marlina
Asisten : Marlina
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar wilayah dunia
terdiri dari air. Sehingga banyak berbagai jenis hewan air, salah satunya ikan.
Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang
belakang, insang, sirip dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai
medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk
bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga
tidak bergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arus angin. Ikan bernafas menggunakan insang yang
berada di bagian kanan dan kiri dari kepalanya, tetapi ada beberapa jenis ikan
yang bernapas dengan paru- paru. Ekosistem ikan ada 2 macam, yaitu perairan
tawar dan perairan laut. Ikan yang hidup di perairan laut lebih banyak
mengeluarkan urin.
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan
endemik Indonesia yang hidup di sungai-sungai, danau dan rawa-rawa, tersebar
merata di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Namun sejalan dengan
perkembangan ikan tersebut kemudian dibudidayakan di kolam-kolam untuk tujuan
komersial. Habitat asli dari Ikan Nilem yaitu di daerah beriklim sedang, dengan suhu
berkisar 18-28 ºC dan pH antara 6.0-7.0 dengan kandungan oksigen
terlarut yang cukup tinggi. Ikan Nilem
juga banyak dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dapat
dikonsumsi oleh manusia karena mengandung gizi serta protein yang tinggi. Selain
memiliki nilai ekonomis, Ikan Nilem juga berperan dalam biocleaning agent karena sifatnya yang suka memakan detritus dan
perifeton sehingga ikan ini digunakan untuk membersikan keramba jaring apung
(Cholik et al, 2005)
Ikan Lele (Clarias batrachus) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan
tubuh memanjang dan kulit licin. Ikan Lele tidak pernah ditemukan di air payau
atau asin. Habitatnya di sungai dengan arus air perlahan, rawa, telaga, waduk dan
sawah yang tergenang air. Ikan Lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak
mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, Ikan Lele berdiam diri dan
berlindung di tempat–tempat gelap. Di alam Ikan Lele memijah pada musim hujan.
Praktikum kali ini menggunakan
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dan
Ikan Lele (Clarias batrachus) sebagai
preparat, untuk mewakili spesies dari kelas pisces. Kedua ikan tersebut dipilih
karena mempunyai organ-organ penyusun
yang lengkap dan jelas, sehingga mempermudah praktikan melakukan pengamatan,
baik organ dalam maupun organ luar.
B.Tujuan
Tujuan dari praktikum
Struktur dan Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk mengetahui Morfologi dan
Anatomi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
dan Ikan Lele (Clarias batrachus).
II. MATERI
DAN METODE
A.
Alat
Alat- alat yang digunakan adalah bak preparat,
pinset, gunting bedah.
Bahan yang digunakan adalah Ikan Nilem (Osteochilus hasselti), Ikan Lele (Clarias batrachus), air kran,
kloroform, tissue
B. Metode
Metode yang digunakan praktikum
ini adalah sebagai berikut :
1. Ikan dimatikan dengan gunting.
2. Ikan digunting dimulai dari porus
urogenitalis, sepanjang garis medioventral tubuh ke arah depan sirip
dada (dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak mengenai organ-organ yang ada
di dalamnya).
3. Bagian belahan daging sebelah atas dibuka
dengan menggunakan pinset.
4. Pengguntingan dilanjutkan ke arah tubuh
bagian dorsal, yang dilanjutkan ke arah anterior sampai ke tutup insang dan
dilanjutkan pada bagian dorsal dan ventral sampai moncong. Pengguntingan pada bagian
ini harus diperhatikan, karena pada bagian ventral dari insang terdapat jantung,
sehingga pengguntingan harus dilakukan dengan hati-hati.
5. Saluran pencernaan yang diamati dengan
cara menarik bagian usus, sedikit demi sedikit sampai keluar dari tubuh dan
jangan sampai putus.
B.
Pembahasan
A. Ikan Nilem
Ikan Nilem (Osteochilus
hasselti), menurut Nelson (1994) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Super Class : Taleostomi
Class : Actinopterygii
Subclass : Nepterygii
Divison : Teleostei
Subdivision : Euteleostei
Superorder : Ostariophysi
Ordo : Cypriniformes
Familia : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus hasselti
Hasil pengamatan anatomi praktikum ini didapatkan morfologi luar Ikan
Nilem dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu caput, truncus dan cauda. Caput
terbentang mulai dari ujung moncong sampai dengan akhir operculum. Truncus
membentang dari akhir operculum sampai dengan anus. Cauda terbentang dari
belakang anus sampai dengan ujung sirip
ikan. Caput Ikan Nilem meliputi cavum oris (mulut) terdapat pada ujung moncong
terdapat gigi pada rahangnya, organon visus (mata) terletak sebelah lateral
tanpa kelopak mata dan operkulum. Bagian truncus dari Ikan Nilem terdiri dari
berbagai jenis sirip. Sirip-sirip tersebut berfungsi membantu pergerakan Ikan
Nilem di dalam air. Sirip-sirip tersebut terdiri dari sirip punggung (pinna
dorsalis), sepasang sirip dada (pinna pectoralis), dan sirip perut (pinna
abdominalis). Selain sirip pada bagian truncus juga terdapat porus urogenitalis
, yaitu lubang tempat alat reproduksi dan tempat pengeluaran hasil ekskresi. Cauda
Ikan Nilem terdapat sirip ekor tunggal (pinna analis). Diseluruh bagian tubuh
Ikan Nilem juga terdapat sisik dengan bentuk pipih dan bulat sehingga disebut
cycloid (Jasin, 1989).
Sistem pencernaan pada Ikan Nilem
dimulai dari mulut, pharynx, oesophagus, ventriculus dan intestinum yang
bermuara di kloaka. Cavum oris
(rongga mulut) relatife kecil, pada rahangnya tidak bergigi. Di dalam dinding
kanan kiri pharynx terdapat sel-sel insang. Oesophagus berbentuk seperti pita
pendek, sedangkan bentuk ventriculus melengkung seperti huruf U. Sistem pencernaan Ikan Nilem juga terdiri dari intestine
(usus) yang berupa saluran yang
berliku-liku dan bermuara pada anus (Radiopoetro, 1977).
Menurut Hildebrand (1995) Ikan Nilem memiliki organ-organ pencernaan
berupa intestine, hepar dan vesica felea yang terdapat di sebelah dalam
intestine. Organ-organ tersebut akan tampak terlihat jelas setelah
direntangkan. Ductus Choleodocus merupakan saluran pada empedu yang
menghubungkan kantong empedu dengan usus melalui saluran empedu pendek.
Alat respirasi yang terdapat pada Ikan Nilem adalah insang yang terdiri
dari empat ruang yang setiap ruangnya terdiri dari dua filament insang tipis. Selain
insang juga terdapat operculum yang berfungsi untuk melindungi insang agar saat
melakukan respirasi udara yang masuk tidak bercampur dengan masuknya air yang
mengikat oksigen ke rongga mulut. Setelah itu, air melewati insang. Pada insang
terjadi penyaringan oksigen dan disini terjadi pertukaran gas karbondioksida,
di dalam darah yang dikeluarkan melalui insang dan suplai oksigen masuk melalui
arus air ketika insang terbuka. Oksigen yang telah disaring kemudian diedarkan melalui
kapiler-kapiler darah yang terdapat pada insang (Storer, 1961).
Menurut Sugeng (1983) susunan
bagian dalam ikan yang dimiliki oleh Ikan Nilem antara lain gelembung renang,
berupa kantung yang menggelembung berwarna agak keputih-putihan, berperan
sebagai alat keseimbangan agar ikan dapat naik turun di dalam air. Ikan menjadi
mudah mengapung karena memiliki gelembung renang. Gelembung ini berisi oksigen,
hidrogen, dan karbondioksida.
Sirip adalah suatu perluasan integument
(pembungkus tubuh) yang tipis yang disokong oleh jari-jari sirip. Fungsi sirip
adalah untuk mempertahankan kesetimbangan dalam air dan berenang. Sirip ikan
nilem terdiri atas sepasang sirip dada (pinna pectoralis), sepasang sirip perut
(pinna abdominalis), sirip dubur (pinna analis), sirip punggung (pinna dorsalis)
dan sirip ekor (pinna caudalis) yang tunggal. Hal itu sesuai dengan pernyataan
Storer dan Usinger (1957) bahwa struktur morfologi ikan adalah kepala, badan dan
ekor. Kepala merupakan yang paling jelas bentuknya. Badan ikan nilem berbentuk
gelendong di dekatnya ada sirip dada dan lonjong ke belakang. Bagian ekornya
adalah heterocereal dengan vertebrae
sepanjang lobi bagian dorsal.
Sistem urinaria atau eksresi
pada Ikan Nilem adalah ren
yang terjadi dari mesonephros, ureter yang terjadi dari ductus mesonephridicus,
vesica urinaria,
dan sinus urogenitalis. Sepasang ren yang memanjang sepanjang dinding dorsal
abdomen, kanan dan kiri dari linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren.
Selanjutnya, ureter membesar dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke
dalam sinus urogenitalis. Sinus
urogenitalis bermuara keluar melalui porus urogenitalis yang terdapat caudal dari
anus, cranial dari pangkal pinna analis
(Noris dan Rhicard, 1987).
Organ reproduksi pada Ikan
Nilem tersusun dari gonad dengan saluran kelenjar asesorisnya. Ada dua macam
gonad yang menyusunnya yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoa) disebut testis. Ikan Nilem jantan mempunyai sepasang testis
berukuran panjang dan terletak dibagian ventral dari ginjal. Ujung cauda mulai
dari dari vas defferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ikan Nilem
betina mempunyai sepasang ovarium panjang dan secara simetris terletak pada
sisi kanan dan kiri tubuh. Di sebelah dalam ovarium terdapat sarang-sarang
telur yang berisi sel gamet primordial (oogonia / oosit). Ovarium ini mempunyai
rongga yang ke cauda melanjutkan ke oviduct, yang bermuara ke dalam sinus
urogenitalis. Fertilisasi dilakukan di dalam air. Telur-telur yang dilekatkan
pada tumbuhan yang ada air. Ikan Nilem jantan dan Ikan Nilem betina dapat
dibedakan setelah masak kelamin. Permukaan luar operkulum Ikan Nilem betina
lebih halus sedangkan Ikan Nilem jantan kasar. Ikan Nilem jantan apabila diurut
perutnya dari abdomen ke papilla genital maka akan keluar cairan seperti santan
(milk) sedangkan Ikan Nilem betina tidak. Perut Ikan Nilem jantan langsing
sedangkan pada betina buncit dan lunak (Rodiopoetro, 1977).
B.
Ikan Lele
Ikan Lele (
Clarias batrachus), menurut Djuhanda (1984) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Pisces
Subclass : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias batrachus
Menurut Sarwono
(2007), ikan lele (Clarias batrachus)
adalah vertebrata yang termasuk kelas
pisces karena habitatnya di air yaitu hidup di air tawar dan merupakan famili
dari clariidae. Tubuh ikan lele terdiri 3 bagian yaitu kepala (caput), badan
(truncus) dan ekor (cauda). Dimana bagian kepala dimulai dari ujung moncong
sampai dengan batas tutup insang, badan dimulai dari belakang tutup insang
sampai dengan anus dan ekor dimulai dari belakang anus sampai ujung sirip ekor.
Hasil pengamatan dalam praktikum anatomi Ikan Lele didapatkan bahwa pada
bagian kepala memiliki bagian-bagian yaitu organon visus (mata), cavum oris
(mulut), lekuk hidung dan lima buah kumis atau barbels yang berfungsi sebagai
indera peraba pada saat terdapat ransangan dan pada saat mencari makanan. Kepala ikan lele berbentuk pipih, simetris
dan dari kepala sampai punggung berwarna coklat kehitaman, mulut lebar dan
tidak bergigi, bagian badan bulat dan memipih ke arah ekor dan memilik patil.
Kepala ikan lele terdapat insang sebagai alat pernafasan tetapi berbeda dengan
ikn nilem, ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan yaitu organ arborescent
yang berupa kulit tipis menyerupai spons. Dengan adanya alat pernafasan
tambahan ini ikan lele dapat hidup pada air dengan kondisi kadar oksigen
rendah.
Tubuh
Ikan Lele tidak memiliki sisik, tetapi memiliki kulit berlendir dan pigmen hitam yang dapat berubah menjadi pucat
apabila terkena cahaya matahari, tampak pula alat keseimbangan yang berupa
gurat sisi (linea lateralis) dibagian tengah sisi truncusnya. Ikan Lele
mempunyai sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang sampai ke pangkal ekor
namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil atau taji
untuk melindungi dirinya dari serangan atau ancaman dari luar yang
membahayakan, panjang maksimum mencapai 400 mm. Ikan lele mempunyai sirip
punggung (pinna dorsalis), sirip dubur (pinna analis) dan sirip ekor (pinna
caudalis) yang disebut ekor tidak berpasangan. Sirip dada (pinna pectoralis)
dan sirip perut (pinna abdominalis) disebut sirip berpasangan. Ikan Lele tidak
mempunyai gelembung renang (vesica metatoria) yang merupakan alat keseimbangan
naik turun dalam air, hal ini dikarenakan ikan lele lebih sering berada didasar
perairan (lumpur) (Jasin, 1989).
Pencernaan merupakan proses yang berlangsung
terus-menerus. Bermula setelah pengambilan makanan dan berakhir dengan
pembuangan sisa makanan. Sistem
pencernan pada Ikan Lele (Clarias
batrachus) dimulai dari mulut, rongga mulut, faring, oesophagus, lambung,
pylorus, usus, rectum dan anus. Struktur anatomi mulut Ikan Lele erat kaitannya
dengan caranya mendapatkan makanan. Sungut terdapat disekitar mulut lele yang
berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini terdapat pada ikan
yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut pada ikan
lele diselaputi oleh sel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannya makanan
ke segmen berikutnya. Rongga mulut ikan lele juga terdapat organ pengecap yang
berfungsi untuk menyeleksi makanan. Faring pada ikan berfungsi untuk menyaring
makanan yang masuk, karena insang mengarah pada faring maka material bukan
makanan akan dibuang melalui celah insang (Djuhanda, 1984).
Sistem respirasi
pada Ikan Lele tersusun atas ingsang yang berada pada sisi
kiri dan kanan kepala. Menurut
Angka, S.L (1990), ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescent organ
yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini
terletak di dalam ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya lele
harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul
kepermukaan air. Oleh karena itu jika pada kolam terdapat banyak eceng gondok
ikan ini tidak berdaya.
Sistem reproduksi pada Ikan Lele jantan
dan Ikan Lele betina jelas berbeda. Pada Ikan Lele jantan terdapat sepasang
testis dan bagian luar tampak klasper yang bentuknya meruncing berwarna merah
dan merupakan alat kelamin yang berfungsi untuk menyalurkan sperma keluar
tubuh. Ikan lele betina pada bagian tubuhnya terdapat ovarium yang berisi
butiran-butiran telur yang akan dikeluarkan pada saat waktunya untuk
bereproduksi. Ikan Lele melakukan fertilisasi eksternal, jadi ikan jantan
membuahi telur diluar tubuh induk. Perbedaan Ikan Lele jantan dan Ikan Lele
betina yaitu pada Ikan Lele jantan terdapat alat kelamin yang terletak di dekat
anusnya, berwarna cerah dan meruncing (klasper), sedangkan alat kelamin Ikan Lele
betina tampak membulat (Kriswantoro, 1986).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ikan Nilem (Osteochilus
hasselti) terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda).
2. Sistem pencernaan pada Ikan Nilem terdiri atas mulut, pharynx,
oesophagus, ventriculus dan intestinum yang bermuara di kloaka. Sistem
pencernaan Ikan Nilem terdiri
dari usus (intestin) yang berupa saluran yang berliku-liku dan bermuara pada
anus.
3. Insang berperan penting dalam respirasi Ikan Nilem. Insang terdiri dari lengkung
insang, tapis insang, arteri epibranchialis, arteri branchialis, filament
insang serta
septum branchialis
4. Sirip pada Ikan Nilem terdapat 5 macam
yaitu sirip perut, sirip dubur, sirip punggung, sirip ekor dan sirip dada.
5. Sstem
ekskresi Ikan Nilem terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan sinus
urogenitalis.
6. Arborescent
merupakan alat pernapasan tambahan yang terdapat pada Ikan Lele, fungsinya
untuk mengikat oksigen ketika berada pada
tempat yang konsentrasi airnya rendah.
7. Gonad
pada Ikan Lele jantan memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna
lebih gelap dan ukurannya lebih kecil dibanding betinanya. Gonad Ikan Lele
betina bewarna lebih kuning dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi.
DAFTAR REFERENSI
Angka, S. L. 1990. The pathology of
walking of catfish, Clarias batrachus (L)
infected intraperitoneally with Aeromonas hydropila. Asian Fish. Sci.
Cholik F, Jagatraya AG, R. P. Poernomo dan
A. Jauzi. 2005. Akuakultur : Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. Masyarakat
Perikanan Nusantara dan Taman Akuarium Air Tawar-TMII, Jakarta.
Djuhanda, T. 1984. Penghantar Perbandingan
Anatomi Vertebrata. Armico, Bandung.
Hildebrand, M. 1995. Analysis of Vertebrate Structure. John Willey and
Sons, Inc, New York.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata untuk
Universitas. Sinar Wijaya, Jakarta.
Kriswantoro, M. 1986. Mengenal Ikan Air Tawar. Karya Bani, Jakarta.
Nelson Js. 1994. Fishes of the Word. Third edition.
John Wiley & Sons. Inc., New York,
USA.
Norris,
David O. and Rhicard E. Jones. 1987. Hormones and Reproduction in Fishes,
Amphibians, and Reptiles. Plenum Press, New York and London.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Sarwono, B.
2007. Beternak Lele Dumbo. Agromedia, Jakarta Selatan.
Storer, T. J. 1957. General Zoology. Kagashusa Company LTD : Tokyo.
Storer,
and Usinger. 1961. Elemen of Zoology. McGraw-Hill Company Inc., London.
Storer, T.I. and Usinger, R.L. 1957. General
Zoology. Mc Graw Hill, New York.
Sugeng. 1983. Berternak
Ikan di Kolam. Aneka Ilmu, Semarang.


terimaksih infonya sangat membantu, jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2PCSHxk
BalasHapus